Minggu, 06 Januari 2013

Teach Me Everything...

Ada 3 rahasia dalam hidup yang tidak dapat kita ketahui sampai waktunya tiba. Rejeki, jodoh dan maut… ya semua itu sudah tercatat oleh Sang Khaliq sejak kita masih dalam rahim seorang ibu. Kapankah itu semua datang??? Dan sudah siapkah aku???
Hujan yang mengguyur Bogor sejak malam tadi (Sabtu, 5 Januari 2013) hingga pagi mungkin dapat menggambarkan kesedihan yang mendalam bagi kami semua. Berita duka yang datang di awal tahun tiba-tiba mengingatkanku akan sebuah peristiwa delapan tahun silam, dimana saat itu, tepat 2 pekan setelah kejadian tsunami besar yang melanda kota Serambi Mekah, sosok yang sangat aku cintai dan ku idolakan.. Ayah.. pergi menemui Sang Pencipta untuk selama-lamanya… dan peristiwa itu kini kembali terulang.
Minggu 6 Januari 2013, tepat 7 menit sebelum adzan shubuh berkumandang, aku terbangun karena suara telepon genggam yang sejak tadi bedering keras karena pesan yang masuk bertubi-tubi. Pesan itu sontak membuat mataku terbuka lebar dan jantungku tiba-tiba berdegup lebih kencang tidak seperti biasanya. “Innalillahi wa inna ilaihi roji`un, telah berpulang ke Rahmatullah, ibunda kita ibu Rarah Raden Adjie Maheswari Sabtu pukul 23.15 di RS Karya Bakti, Bogor”… perasaanku saat itu lemas dan seakan tidak percaya.. Ah, apa iya… baru beberapa minggu yang lalu aku menemui beliau untuk meminta dibuatkan surat rekomendasi pengajuan beasiswa, dan saat itu beliau terlihat sehat dan cerah seperti biasanya.
Ya… rahasia itu memang hanya DIA yang tahu.. “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami” (QS Al Anbiya : 35). Ibu Rarah dikenal sebagai dosen yang berkepribadian ramah, cerdas, keibuan, baik, cukup humoris dan sangat penyabar serta longgat jawa halus yang khas tiap beliau berbicara. Ah… mungkin belum banyak kenangan manisku bersama beliau yang notabennya adalah Dosen Pembimbing Akademikku jika dibandingkan dengan keluarga dekat, teman beliau sesama dosen dan staf fakultas kami serta kakak kelasku yang saat ini tengah dibimbing oleh beliau untuk tugas akhirnya yang mungkin merasa lebih kehilangan.
“Cah.. begitu sapa beliau kepada setiap anak yang tengah berdialog dengan beliau, termasuk aku. “Besok-besok kalau ingin berkonsultasi dengan ibu harus pakai bahasa Inggris ya.. harus bisa jadi ketua PKM tahun ini jangan hanya jadi anggota.. Nilainya harus dtingkatkan lagi, ndak boleh ada nilai BC apalagi C.. coba tahun besok mengajukan diri jadi MAPRES (mahasiswa berprestasi).. dan kalo kamu berminat penelitian akhir ke arah pemuliaan, coba ikut proyek dosen tentang pemuliaan ternak ayam kampung…. #sambil senyam-senyum mengiyakan ucapan beliau, aq sempat merasa ‘apa aku bisa??’#... Itu adalah pesan beliau yang mungkin tidak hanya untukku, tp untuk semua anak bimbingan beliau. Tapi buatku, itu mungkin sebuah pesan terakhir dari beliau untuk senantiasa memotivasiku dalam belajar, karena beliau tau siapa lagi yang akan menasehatiku karena kedua orangtuaku telah tiada.
IBu… andaikan saja engkau tahu bahwa saat ini.. aku tengah berlari untuk bisa menggapai harapan itu satu demi satu.. mudah-mudahnya sampai masa studiku berakhir aku bisa menjadi apa yang ibu harapkan.. Sambil menadah tangan teriring doa “Semoga Allah SWT mengampuni semua kesalahannya, menerima semua amal ibadahnya, dan ditempatkan sebaik-sebaiknya diSisi-Nya”… Amin Yaa Robbal `Alamin….


Bogor, 7 Jan 2013
(06.38)


You are what you think

Pengusaha ternak… Dosen… Mungkin Pegawai Negeri Sipil (PNS)…

 Itulah harapan yang saat ini mungkin ada dalam benak kebanyakan mahasiswa peternakan tanpa terkecuali aku. Berbicara soal masa depan tentu tidak ada salahnya, karena mengapa? Banyak pendapat yang mengatakan bahwa “dalam hidup harus punya target”. Target kuliah dengan nilai-nilai yang memuaskan, target ikut organisasi dengan pencapaian bisa memanagerial diri dengan baik serta membangun networking, target dapat lulus kuliah tepat waktu dengan predikat cumlaude dan target bisa bekerja sesuai dengan hati dan sejalan dengan bidang ilmu tentunya. 
Fokus pada target yang terakhir, keinginan terbesar dalam hidupku setelah lulus kuliah nanti adalah menjadi seorang peneliti dibidang animal science. Terlepas dari basic scientist yang mengalir dalam keluarga, menurutku menjadi peneliti merupakan profesi yang luar biasa dan mungkin jarang diminati oleh sebagian orang karena mayoritas menganggap bahwa peneliti adalah profesi yang menghabiskan sebagian waktunya di dalam laboratorium dengan seperangkat materi yang digunakan.
Jika kita berkaca pada negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Australia dan negara lainnya, menjadi seorang peneliti adalah profesi yang sangat disegani loh, karena dengan adanya mereka negara-negara tersebut mampu menjadi negara unggul dan maju tentunya dimata dunia karena dari mereka lahirlah penemuan-penemuan baru yang dapat membantu manusia dalam menjalankan aktivitasnya dalam kehidupan. Seorang peneliti harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dunia (up date), karena dengan begitu peneliti mampu melahirkan karya-karya hebat yang berdampak pada kemajuan ilmu dan teknologi negaranya.
Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentu tidak terlepas dari canggihnya teknologi yang digunakan. Saat ini teknologi informasi kian berkembang dengan sangat pesat. Segala hal yang kita butuhkan dapat diakses dengan mudah oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun, termasuk peneliti. Isu-isu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dunia dapat dengan cepat diketahui dan diselesaikan dengan adanya bantuan teknologi informasi. Selain itu, dalam hal menyebarluaskan hasil riset, seorang peneliti kerap kali memanfaatkan teknologi informasi sebagai media publikasi, sehingga penemuan-penumuan luar biasa dapat dirasakan oleh masyarakat pada umumnya, sehingga tanpa disadari ilmu pengetahuan, peneliti dan teknologi informasi memiliki kaitan yang sangat erat satu sama lain.
“Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian, penelitian menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan baru mendorong teknologi baru” (Adisusilo, 1983).

Bogor, Oktober 2012
(20.57)

Kamis, 09 Februari 2012

Tentang Q


Terlahir 20 tahun silam dari pasangan Alm. Israa` El Arsyad dan Almh. Aslamiyah H.R tepatnya pada tanggal 18 September 1991. Jannaatin Al Faafa, itulah nama yang diberikan oleh keduanya untukku. Ayah menghabiskan masa hidupnya sebagai seorang Muballigh, sedangkan Ibu berprofesi sebagai Guru Sekolah Dasar di SDN 10 Pagi Jakarta.
Tumbuh dan besar bersama tujuh orang saudara dalam lingkungan yang menanamkan nilai-nilai pendidikan, religius, tanggung jawab, dan kedisiplinan menjadikan Q pribadi yang berani, ramah, dan individu yang ter-manage. Hal inilah yang menjadi modal dasar bagi Q dalam menjalani kehidupan. Saat ini saya tercatat sebagai mahasiswa tingkat II di Institut Pertanian Bogor mengambil Jurusan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan.
Selain kegiatan perkuliahan yang rutin dijalani, aQ juga senang mengikuti kegiatan organisasi, baik yang bersifat keagamaan maupun keilmiahan. Maka dari itu, semenjak duduk dibangku sekolah Menengah, aQ sudah mulai mengikuti kegiatan Ekstrakulikuler Rohani Islam (ROHIS) dan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di sekolah. Dan sekarang aktif dalam salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang concern dibidang kelimiahan, yaitu Forum For Scientist (FORCES IPB) serta himpunan profesi (HIMAPROTER) Fakultas Peternakan.
Menjadi peneliti dibidang peternakan merupakan impian Q untuk kedepannya. Disamping itu, aQ juga bercita-cita ingin membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain dengan membangun usaha peternakan sapi di Kampung kelahiran ayah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Keinginan terbesar dalam hidup saya saat ini adalah belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa bekerja nantinya, sehingga dapat membahagiakan serta membalas semua kebaikan kakak-kakak yang membanting tulang untuk sekolah adik-adiknya. Semoga Allah SWT senantiasa meng-ijabah doa-doa disetiap sujud terakhir kami dan memudahkan kami semua dalam menapaki kehidupan ini. Amin ya Robbal `alamin.

Jakarta, 09 Feb 2012
2.50 pm